Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Konsultasi / Hukum Meminta Diramal
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Hukum Meminta Diramal

Assalamualaiumm pak Ustadz, Saya mau bertanya, boleh atau tidak kita minta diramal oleh orang yang biasa meramal hanya dengan membaca garis wajah kita, orang tersebut muslim dan saran2 yang diberikan adalah jangan lupa untuk terus berusaha dan berdoa kepada Allah untuk mendapatkan yang terbaik. orang tersebut bisa membaca kapan kita akan menemui jodoh kita dan kapan karir kita bisa sukses dalam hitungan bulan dan tahun. Dosakah apabila kita bertanya tentang yang belum terjadi pada diri kita pada orang tersebut? atas perhatian dan jawabannya saya ucapkan terima kasih. Wassalam

Jawaban:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba’d.

Jujur saja bahwa apa yang anda lakukan merupakan suatu perbuatan yang sangat ditentang oleh ajaran agama Islam. Karena ‘orang pintar’ yang anda sebut itu tidak lain adalah ‘`Arraaf’, yang bila kita terjemahkan artinya adalah tukang tenung atau peramal. Sedangkan istilahnya di komunitas kita bisa bermacam-macam seperti paranormal, orang pintar, orangpandai, indera keenam dan macam-macam lagi. Tapi intinya hanya satu, yaitu peramal atau tukang tenung.

Walaupun media yang mereka gunakan dalam melakukan hal tersebut menggunakan media-media yang berbau Islam, semisal tulisan arab, perintah untuk melaksanakan puasa dan lain-lain. Mereka melakukannya agar umat ini terkecoh dan akhirnya berpendapat bahwa hal tersebut dibolehkan.

Rasulullah SAW sejak dini sudah mewanti-wanti para shahabat dan juga seluruh umat Islam untuk menghidari dan tidak bertanya kepada `arraaf. Karena selain lebih banyak bohongnya, mereka itu sebenarnya bersahabat dengan jin dengan imbalan kekufuran. Barangkali anda bertanya,”tapi kok ramalan mereka banyak yang benar ?”.

Memang bisa saja ada satu dua ramalan yang benar. Secara syar`i bisa diterangkan sebagai beikut: Jin dan syetan sejak dahulu menggunakan berita dari langit untuk memberi sugesti pada manusia untuk bisa meramal. Dan hal itu memang terjadi sebelum diutusnya Rasulullah SAW menjadi Rasul terakhir. Para jin dan syetan sering naik ke langit untuk mencuri-dengar berita-berita tentang taqdir yang akan terjadi. Berita curian ini lantas dijadikan komoditas yang akan dijual kepada para kekasih mereka yaitu tukang sihir dan ahli nujum. Hanya saja sifat khas mereka tetap ada, yaitu berita itu dikemas ulang dan ditambahi dengan seribu kebohongan barulah diberikan kepada para tukang sihir itu.

Untuk itu, mereka akan menerima imbalan luar biasa berupa pengabdian dan penyembahan dari tukang sihir. Bahkan mereka minta segala macam bentuk dosa dan kedurhakaan, seperti nyawa manusia, dosa zina, dosa syirik dan sejenisnya. Sehingga bila ada ramalan dari tukang sihir atau tukang tenung yang sepertinya kok benar, itulah keterangan syariatnya. Memang ada satu dua poin berita dari langit yang berhasil mereka curi dan dijual kepada tukang sihir. Namun selain sudah dikemas ulang dengan sekian banyak kebohongan, Allah sudah mengancam bahwa siapapun yang datang kepada tukang tenung atau peramal, maka telah kafir.

Dari Abu Hurairoh RA dari Nabi SAW, beliau bersabda: ”Barang siapa yang mendatangi tukang tenung lalu membenarkan apa yang dikatakannya maka ia telah mengkufuri apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW.” (HR. Abu Daud, Bukhori, Ahmad dan Tirmidzy).

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu hal dan membenarkan apa yang dia katakan, maka sholatnya tidak akan diterima selama 40 hari.” (HR. Muslim 4/1751).

Karena itu semua yang dikatakan ‘orang pintar’ anda itu harus dibuang jauh-jauh. Lakukanlah sesuai dengan pertimbangan rasio normal. Oleh karena itu jika anda telah terjermus melakukan hal tersebut, maka banyak-banyaklah istigfar, insya Alloh, dosa-dosa anda akan diampuni-Nya. Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab.

Pusat Konsultasi Syari’ah

(Visited 1.595 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Rajab, Sya’ban dan Ramadhan

Manhajuna – Bulan rajab baru saja datang, dan berlalu tanpa terasa. Setelahnya adalah sya’ban, kemudian bulan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *