Oleh: Ustadz Abdullah Haidir, Lc.
Jangan terlambat, adalah salah satu kunci kesuksesan hidup kita. Sebab kehidupan ini selalu bergulir dan mengalir seiring bergulir dan mengalirnya waktu yang tidak pernah menunggu. Maka keterlambatan akan mengakibatkan berbagai problem kehidupan yang bertumpuk-tumpuk.
Banyak fenomena keterlambatan yang sering mendera kehidupan kita…….
Terlambat menunaikan kewajiban hingga menumpuk satu demi satu.
Terlambat membangun kematangan pribadi, baik dalam urusan agama maupun dunia.
Terlambat menangkap sinyal keinginan atau kekecewaan pihak lain, apakah suami atau isteri, orang tua atau anak-anak, tetangga atau teman sejawat dll.
Terlambat memperkirakan berbagai tantangan yang ada di depan, mencari solusi sebelum permasalahan tak dapat teratasi, mengurai problem satu persatu sebelum liar tak menentu.
Lambat pula menumbuhkan kesadaran untuk melakukan antisipasi atau merespon berbagai tuntutan yang menghampiri.
Maka, dampaknya adalah kekecewaan, kegagalan, penolakan, sikap tidak terkendali, dan tidak jarang berujung pada jatuhnya harga diri.
Jadi, terlambat bisa jadi merupakan kata kunci dari serangkaian problem yang kita hadapi. Bukan karena kemampuan atau kepandaian tidak dimiliki, bukan pula karena minimnya fasitilitas yang ada pada diri sendiri, bukan pula karena tiadanya kecerdasan dan berbagai teori.
Ibarat seorang pengendara, manakala sejak awal dia sudah dapat mengantisipai berbagai kejadian di depan, lalu mengambil ancang-ancang dalam jarak yang masih luang, maka pada saatnya dia dapat menghindar dengan aman. Lain halnya kalau ancang-ancang tersebut baru diambil beberapa meter saja sebelum menghindar, akibatnya akan fatal. Walaupun mobilnya mewah dengan berbagai fasilitas tersedia, jalan mulus dan lurus serta fisik yang prima.
Akan tetapi, selama kita masih diberi kesempatan hidup di dunia ini, peluang untuk memperbaiki segala keterlambatan yang pernah kita lalui masih terbuka, selagi kita masih mau memperbaiki, jujur terhadap kekurangan diri, dan optimis dengan masa depan yang lebih berarti. Maka, kalau kita pernah merasa terlambat dalam kehidupan ini, hendaknya jangan lagi terlambat untuk kedua kali. Tidak ada kata terlambat selagi masih ada kesempatan memperbaiki.
Keterlambatan yang sesungguhnya sekaligus mengerikan adalah jika dia baru disadari ketika tidak ada lagi kesempatan untuk kembali….
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, kembalikan aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)
(Manhajuna/AFS)