Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kajian / Kalahkan Nafsumu, Engkau akan Beruntung
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Kalahkan Nafsumu, Engkau akan Beruntung

Alih Bahasa: Muthahhir Arif

Setiap manusia dalam hidupnya selalu berada dalam kondisi perang terhadap musuh yang tidak nampak, yang mungkin mereka lebih berbahaya daripada musuh yang terlihat oleh mata; musuh tersebut ialah: setan yang terlaknat dan hawa nafsu yang selalu menggiring kita pada dosa dan maksiat. Oleh karena itu kita mesti selalu siaga dan waspada.

Hawa nafsu yang berada dalam diri kita merupakan musuh yang paling kejam dari musuh-musuh tersebut, ia senantiasa merayu kita untuk menghalalkan segala cara demi mewujudkan obsesi dan semua keinginan, tanpa peduli dengan larangan Allah dan Rasul-Nya.

Sungguh jika seorang hamba menuruti bujuk rayu hawa nafsu serta tunduk tak berdaya di hadapannya niscaya kesengsaraan dan kebinasaanlah yang menantinya.

Akan tetapi jika ia berjuang menundukkannya, kemudian mengikatnya dengan tali kekang ketaqwaan, maka sungguh ia telah mengukir prestasi kemenangan di medan laga yang paling sengit.

Rasulullah SAW bersabda:

Orang yang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan kesalahan-kesalahan dan dosa, dan Mujahid itu ialah orang yang berjuang mengalahkan hawa nafsunya demi memelihara ketaatan kepada Allah. (HR. Ahmad)

Abdullah bin Umar pernah ditanya tentang jihad, lalu beliau menjawab;
mulailah dengan dirimu, taklukkanlah!
mulailah dengan dirimu, seranglah hawa nafsumu!

Perjuangan yang sebenarnya baru bisa terwujud dengan menahan diri dari dosa dan syubhat. Juga dengan tidak membiarkannya larut dalam pemenuhan kebutuhan syahwat yang mubah, kalau kita mau ganjaran yang sempurna di akhirat kelak.

Ada tiga senjata yang dibutuhkan seorang muslim untuk bertempur melawan hawa nafsunya demi mewujudkan kemenangan sejati:

Senjata yang pertama: Berburuk sangka pada hawa nafsu.

Sungguh orang yang mengenal hawa nafsunya, niscaya tidak akan bersandar padanya, tidak akan tunduk patuh untuknya, bahkan senantiasa berburuk sangka padanya. Bagaimana mungkin ia rela berbaik sangka pada musuh yang setiap saat mengintai dan siap menerjang kapanpun?

Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong pada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku“. (QS. Yusuf : 53)

Imam Ibnul Qoyyim pernah berkata:
“Seseorang tidak akan berburuk sangka pada hawa nafsunya kecuali jika ia mengenalinya, dan orang yang berbaik sangka pada hawa nafsunya berarti dialah orang yang paling tidak kenal dengan dirinya”.

Senjata yang kedua: Kesabaran.

Siapa yang bersabar dan tetap bertahan dalam pertarungan melawan hawa nafsu dan setan; maka Allah akan mengaruniakan untuknya kemenangan dan kejayaan, ia dapat mengendalikan dirinya, sehingga ia menjadi raja yang berkuasa. Sebaliknya siapa yang tidak bersabar dan menyerah dalam pertempuran, maka ia akan ditangkap, lalu dijadikan budak sebagai tawanan yang hina dina tangan musuhnya.

Di antara hal dapat memotivasi kita untuk tetap bertahan dalam pertempuran melawan hawa nafsu, adalah meyakini bahwa: Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci oleh jiwa dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.

Senjata yang ketiga: Memperbanyak Doa.

Sungguh doa dan sikap berlindung kepada Allah merupakan senjata yang paling dahsyat untuk memenangkan pertempuran. Allah SWT adalah pencipta hawa nafsu, dan tak ada yang sanggup membantu kita untuk menang kecuali dengan memohon pada Penciptanya.

Jika demikian, dapat kita simpulkan bahwa setiap muslim itu mesti berjuang melawan hawa nafsunya sepanjang hayatnya, sebagai contoh:

Berjuang untuk bisa shalat dengan khusyu’ dan tuma’ninah.

Berjuang melakukan puasa dan memelihara puasanya dari sesuatu yang dapat menggores dan mengurangi kesempurnaannya.

Berjuang untuk memelihara zikir setelah shalat lima waktu serta zikir pagi dan petang

Berjuang untuk komitmen membaca Al-Qur’an; satu, dua, tiga juz perhari, atau lebih dari itu.

Berjuang untuk menunaikan shalat sunnah rawatib 12 rakaat secara terus menerus.

Berjuang melaksanakan shalat tarwih dan witir, bahkan berlama-lama dalam melaksanakannya semaksimal kesanggupannya.

Berjuang untuk memperbanyak zikir siang dan malam.

Berjuang memperbanyak doa dan berlama-lama memohon padanya.

Berjuang untuk beristigfar secara berkesinambungan.

Dan contoh-contoh perjuangan lain dalam rangka menundukkan hawa nafsu dan mengalahkan setan.

Maka barang siapa yang berjuang melawan hawa nafsunya, dan senantiasa bersabar secara konsisten khususnya pada bulan mulia Ramadhan ini, maka ia akan meraih pahala yang sangat besar dengan izin Allah, dan akan dimuliakan dengan ganjaran yang luar biasa pada hari raya idul fitri.

Sebaliknya, siapa yang melunak di hadapan hawa nafsunya, larut dalam kelalaiannya, serta banyak bersenda gurau, lebih banyak tidur, atau sibuk dengan hal-hal yang yang tidak berguna, niscaya ia tak akan meraih apa yang ia harapkan dari Allah berupa pahala yang berlimpah, derajat yang tinggi, serta ganjaran yang mulia.

(Manhajuna/IAN)

(Visited 186 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Hikmah Istighfar. Mari Semangat Ber-Istighfar!

Bersama: Buya (Dr.) Ahmad Asri Lubis (غفر الله له ولوالديه وللمؤنين) Seorang ‘belia sholeh’ berujar, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *