Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kajian / Musim Hujan dan Kelalaian Manusia
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Musim Hujan dan Kelalaian Manusia

Oleh : Abu Kautsar

Salah satu nikmat dan karunia Allah SWT yang diberikan kepada makhluknya adalah menurunkan hujan, dan hujan adalah bentuk rahmat dan keberkahan dari Allah SWT, berkah yang bukan hanya saja dirasakan oleh manusia tapi juga dirasakan oleh seluruh makhluk lainnya yang ada di Bumi.

Hewan dan tumbuh-tumbuhan sangat merasakan manfaat hujan yang diturunkan dari langit, sekaligus menyirami bumi yang sedang dilanda kekeringan, Allah SWT berfirman:

وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَّاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

(البقرة ؛ 164)

Dan apa-apa yang Allah turunkan dari
langit berupa air, lalu dengan air itu Dia menghidupkan bumi setelah mati (kekeringan) dan Dia sebarkan di Bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.” [QS. Albaqorah: 164]

Ternyata air hujan begitu banyak manfaatnya bagi makhluk yang ada di Bumi ini akan tetapi masih banyak diantara manusia yang tidak mensyukuri turunya hujan bahkan tidak sedikit mereka berkeluh kesah dan mencaci dengan diturunkannya hujan dan diantara kelalaian-kelalaian yang banyak dilakukan manusia dalam menyikapi turunya hujan adalah:

1. Tidak Bersyukur

Banyak manusia yang lupa bersyukur saat turun hujan padahal hal ini sudah dicontohkan oleh Nabi SAW berdoa dengan doa

…. اللهم صيبا نافعا

“Ya Allah aku mohon turun hujan yang bermanfaat”

Doa ini sangat mudah dan selalu diucapkan di saat turun hujan. Rasulullah SAW melantunkan doa ini bukan tanpa maksud beliau merasa sangat khawatir dengan turunnya hujan yang lebat karena hujan yang berlebihan bisa mendatangkan banjir, longsor dan terkadang hujan turun berbentuk salju yang menggumpal serta dibarengi dengan badai.

2. Tidak Berdoa

Padahal diantara doa yang mustajab adalah saat turunya hujan sebagaimana sabda Nabi SAW:

اُطْلُبُوا إجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ وَنُزُولِ الْغَيْثِ
أخرجه الشافعى فى الأم [1/ 253] والبيهقي في “المعرفة” [3/1

Mohonlah doa yang mustajab pada tiga kondisi, saat bertemunya dua pasukan, menjelang shalat dan saat turunnya hujan.

(Dikeluarkan oleh Imam Assyafei dalam kita Al-Umm dan Al-Baihaqi dalam kitab Alma’rifah)

3. Mencaci Hujan

Masih banyak diantara manusia yang mencaci hujan, hal ini sangat dilarang dalam ketentuan agama kita. Jenis cacian apapun terhadap waktu dan terlebih saat musim hujan karena hal itu bisa mendatangkan kemurkaan Allah SWT sebagaimana dalam hadits Qudsi:

عن أبي هريرة – رضي الله عنه – أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قال: ((قال الله – تعالى -: يُؤذيني ابن آدم؛ يسب الدهر، وأنا الدهر؛ بيدي الأمر، أقلب الليل والنهار))؛ متفق علي

Manusia menyakiti aku, mereka mencaci maki waktu [masa] padahal aku adalah pemilik dan pengatur masa, akulah yang menjadikan bergantinya malam dan siang.” [Muttafaqun Alaih]

Dan mencaci waktu yang ciptaan Allah SWT adalah kebiasaan kaum jahiliyah.

4. Tidak Mengambil Barokah

Ketika turun hujan Rasulullah SAW bertabaruk dengan air hujan. Pada suatu hari sahabat Anas Bin Malik kehujanan bersama Nabi SAW lalu beliau menyingkapkan lengan bajunya supaya terkena langsung basahnya air hujan, lalu Anas bertanya “wahai Rasulullah ..mengapa engkau lakukan ini? kemudian beliau menjawab ”

لأنه حديث عهد بربه تعالى

“karena Allah Ta’laa baru saja menciptakan air hujan” [HR.Muslim]

Imam An-Nawawi mengatakan “hujan adalah rahmat yaitu rahmat yang baru diciptakan oleh Allah Ta’laa, oleh sebab itu Nabi SAW bertabaruk [mengambil barokah] dari air hujan tersebut.

5. Tidak Berwudhu dengan Air Hujan

Ibnu Qudamah mengatakan “dianjurkan untuk berwudhu dengan air hujan apabila airnya mengalir deras” dan hal ini pernah dilakukan oleh Nabi SAW

كان يقول اذا سال الوادى”اخرجوا بنا الى هذا الذي جعله الله طهورا فنتطهروا به

“Apabila air mengalir dilembah Nabi SAW mengatakan “keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan Allah untuk bersuci.”

[HR. Muslim, Abu Dawud, Albaihaqi dan Ahmad]

6. Menjadi Sarana Kesyirikan

Pada suatu hari kami shalat subuh bersama Nabi SAW di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya sebelum pergi beliau menghadap jamaah dan berkata “apakah kalian tahu apa yang dikatakan Rabb kalian?” kemudian mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui” kemudian Rasulullah SAW bersabda:

عن زيد بن خالدٍ الجهني قال: صلى بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم صلاة الصبح بالحديبية في إثر السماء كانت من الليل، فلما انصرف أقبل على الناس فقال: ((هل تدرون ماذا قال ربكم؟))، قالوا: الله ورسوله أعلم، قال: ((قال: أصبح من عبادي مؤمنٌ بي وكافرٌ، فأما مَن قال: مُطِرْنا بفضل الله ورحمته، فذلك مؤمنٌ بي كافرٌ بالكوكب، وأما من قال: مطرنا بنَوْء كذا وكذا، فذلك كافرٌ بي مؤمنٌ بالكوكب

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani berkata Rasulullah SAW shalat subuh bersama kami di Hudzabiah ada bekas turun hujan semalam, dan ketika selesai shalat menghadap kami dan bersabda ”pada pagi hari ada diantara hamba-hambaku yang beriman kepadaku dan ada yang kafir, adapun siapa yang mengatakan [kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah] maka mereka yang beriman kepadaku dan kafir terhadap bintang-bintang, adapun yang mengatakan kita diberi hujan karena begini dan begitu maka mereka kufur kepadaku dan beriman kepada bintang-bintang dilangit.” [HR.Bukhari-Muslim]

Hadits di atas menceritakan kekufuran dan kesyirikan pada zaman Nabi, adapun pada zaman sekarang hal serupa banyak terjadi ditengah-tengah masyarakat, masih banyak yang menggunakan jasa paranormal untuk memohon hujan dan menghentikan hujan, cara ini jelas-jelas mengandung kesyirikan kepada Allah SWT karena dalam Islam cara meminta dan menghentikan hujan sudah ada ketentuannya

7. Tidak Dijadikan Obat

Air hujan adalah air terbaik di muka Bumi setelah air Zam-zam ada sebagian ulama menjadikan air hujan untuk pengobatan ruqiyah syariyah mengusir pengaruh syaitan dan Jin dari dalam jiwa manusia dengan cara diminum atau dibalurkan disekujur tubuh, Allah SWT berfirman:

، وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورا
(48الفرقان ؛)

Dan kami turunkan dari langit air untuk bersuci.“ (QS. Al-Furqan: 48)

Kabar yang pernah di lansir WATER RHAPSODY bahwa orang-orang menjadikan air hujan sebagai penyubur rambut dan air hujan memiliki kenetralan PH yang sempurna bebas garam dan mineral yang buruk bagi rambut. Selain itu air hujan memiliki kandungan nitrogen dan karena semua yang berbentuk kehidupan akan memerlukan nitrogen tersebut. Dengan cara meminum air hujanlah yang memungkinkan tubuh manusia untuk mendapatkan unsur nitrogen untuk mendorong sintesis protein dan penciptaan senyawa dan asam amino yang sangat mempengaruhi pertumbuhan seperti hormon, fungsi otak dan sistem kekebalan tubuh manusia.

Dan masih banyak yang belum mengetahui manfaat air hujan diantaranya adalah air hujan dapat merangsang kesuburan wanita dan membunuh racun dalam tubuh manusia dengan cara meminumnya dan mandi di saat hujan turun.

Allah SWT Maha Pelindung dari segala hal sebagaimana Firman-NYA dalam Al-Qur’an:

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ ۚ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

“Dan Dialah yang menurunkan air setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya dan Dia Maha Pelindung lagi Maha Terpuji” [QS. Assyura: 28]

Keistimewaan lain air hujan adalah mampu menghilangkan bau amis pada tangan, seperti sehabis makan ikan bau amis ditangan akan hilang tanpa menggunakan sabun.

Subhanallah…maha suci Allah dengan segala ciptaanya.

(Manhajuna/IAN)

Fathurrahman Abu Kautsar

Fathurrahman Abu Kautsar, pekerja yang sedang berdomisili di Riyadh Arab Saudi. Beliau yang dulu sempat menimba ilmu di Lembaga Bahasa Arab dan Ilmu keislaman Ustman bin Affan Jakarta, juga aktif dalam mengelola Forum Majelis Taklim Riyadh (FORMATRA) sebagai Wakil Ketua. Selain itu ditengah kesibukannya, beliau juga menyempatkan diri untuk menimba ilmu dari beberapa ulama negeri Arab Saudi
(Visited 297 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Muslim Menghadapi Musim Dingin (Bag.II)

Oleh: Faris Jihady, Lc. MA Manhajuna.com – Musim dingin sebagai salah satu fenomena alam adalah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *