Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kolom / Pernak Pernik di Sekitar Masjidil Haram
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Pernak Pernik di Sekitar Masjidil Haram

Oleh: Ustadz Abdullah Haidir, Lc.

mataf

Perjalanan ke tanah suci Mekkah tak lepas dari persitiwa dan pernak-pernik yang unik. Beberapa hal yang menarik mungkin hanya bisa kita temui di masjidil harom dan sekitarnya…

‘Pusing’ di depan Ka’bah…

Ketika sedang asyik thawaf, lewat serombongan jamaah dari Malaysia. Iseng-iseng saya lihat buku doa yang dibaca salah seorang jamaahnya. Tertulis di atasnya… ‘Pusingan 1’. Hmmmm… perbedaan persepsi kosa kata yang tak kunjung usai…

Akar masalah…

Selama ini, thawaf bersama si bungsu, Aisyah, sering berujung keributan kecil. Masalahnya hitungan dia selalu lebih cepat satu putaran. Ketika thawaf baru enam putaran dan tinggal satu putaran lagi, dia sudah menganggap telah selesai tujuh putaran. Dalam thawaf kali ini, kami menemukan akar masalahnya. Rupanya saat pertama kali memulai thawaf dari posisi sejajar dengan Hajar Aswad, si bungsu ini sudah berkata, ‘Satu’ sambil menunjuk dengan jari telunjuknya. Maka saya bilang, ‘Jangan mulai hitung ‘satu’ dari sekarang, nanti kalau sudah satu putaran, baru bilang ‘satu…’ dan akhirnya, ‘keributan’ di akhir thawaf dapat diatasi.
Penting juga memahami akar masalah dalam setiap persoalan.

Kolaborasi Pinggir Jalan..

Pemandangan yang sudah umum, sehabis shalat banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya di sepanjang jalan yang dilewati jamaah shalat. Saya juga sering melihat mereka berlarian jika ada petugas razia yang hendak menggaruk mereka. Tapi kali ini ada yang unik. Kebetulan saya sedang berdiri di pinggir jalan menunggu keluarga yang sedang belanja di sebuah toko, sambil mengamati hiruk pikuk orang yang lalu lalang dan berjual beli. Tiba-tiba saja para pedagang berlarian. Saya langsung menduga ada petugas razia. Sebagian mereka tidak sempat lagi membawa barang jualannya, lalu ditinggal begitu saja. Tapi ada satu pedagang perempuan yang cukup cerdik. Barang dagangannya berupa pakaian dibagi-bagi ke ibu2 yang ada di situ, diapun pergi. Ketika petugas sudah berlalu dan membawa barang jualan yang ditinggal, dia kembali lagi dan meminta ‘barang titipannya’. Ibu2 yg ada di sekitar itu juga tampak berempati dengan penjual tadi dan dengan senang hati mengembalikan titipan tersebut…. Setiap orang biasanya memiliki cara tersendiri untuk mengatasi masalahnya…

Mutarjim ta’baaan…..

Saat berjalan pulang dari Masjid menuju hotel di Ajyad. Setelah hotel As-Sofwa, terdapat plang kios tukang cukur rambut. Bahasa Arab dan Inggrisnya tertulis dengan benar. Giliran bahasa Indonesia, tertulis ‘RUMBUT GUNDING’…. Duh, siapa sih penerjemahnya…? Yang pasti bukan penerjemah dari kantor jaliyat…. 🙂

Relawan Dadakan

Menjelang shalat Isya, ada jamaah umrah dari Indonesia yang menghampiri. Masih berpakaian ihram dan wajah sudah mulai kusut. Rupanya dia terpisah dari rombongannya dan tidak tahu hotelnya. Kok bisa? Padahal biasanya hotelnya dekat Masjidilharam. Ceritanya, saat pertama kali tiba dihotel, pihak paniti sudah meminta jamaah agar buru-buru menyelesaikan umrahnya. Maka berangkatlah saudara kita ini bersama jamaahnya, tanpa membawa hp. Selesai sai, dia tidak melihat lagi rombongannya, dan ternyata arah hotelnya juga dia lupa. “Tadi siang waktu saya masuk masjid di luar masih sepi, pas saya keluar sudah rame begini, jadi bingung saya….tadi pintu masuk saya cirinya yang ada tempat penitipan sandal dan tempat air zamzam…” Katanya memelas, saya cuma senyum sambil garuk-garuk kepala. Saya menghubungi berkali-kali No. Hp yang terdapat di kartu pengenalnya semuanya tidak dapat dihubungi. Nama hotelnya, saya tanyakan teman di Mekah juga tidak dia kenal. Akhirnya saya ajak jalan dia mengitari Masjidilharam, kali aja dia ingat. Ternyata tidak juga. Tak lama kemudian iqamah utk shalat Isya…. Kamipun shalat. Di sela2 shalat tak lupa saya doakan agar dia segera dipertemukan dengan jamaahnya.

Sehabis shalat saya sudah ada janji dengan kakak untuk berkunjung ke rumah famili di Mekah. Sudah saya putuskan untuk saya bekali dia dengan hp anak saya, agar mudah komunikasi. Tapi sebelumnya saya sempatkan menghubungi lagi nomor yg terdapat di kartu pengenal….. Alhamdulillah, kali ini nyambung…. Tak lama kemudian ada orang travel yang datang menjemput….. wajah saudara kita ini langsung sumringah…. Kita juga jadi senang…. Dia ternyata pengurus masjid yang diongkosi berangkat umrah oleh seseorang di lingkungannya. Umrah maqbulah insya Allah… yang pasti, kenangan yang tak terlupakan….

Jin usil

Lagi asyik dengan azkar shobah ba’da shalat Fajar, tiba-tiba dari mushalla wanita sebelah terdengar suara perempuan yang teriak-teriak. Orang-orang langsung berkerumun, petugas keamanan berdatangan. Saya juga langsung bangun, soalnya, itu tempat uminya sama anak-anak. Khawatir juga. Tak lama kemudian, keluarga muncul dan mengabari bahwa ada jamaah dari Mesir yang kerasukan jin. Hmm…. Usil banget sih nih om jin…, di tempat suci begini, bukannya sibuk ibadah dan zikir, malah ganggu orang yang beribadah.

‘Ana min Afghanistan….’

Saat sedang menunggu kendaraan bersama kakak, seseorang mendatangi. ‘Indonesia?’ sapanya. ‘Na’am’ jawab kami. ‘Ana min Afghanistan…’ katanya lagi. Ketika itu saya sudah menduga-duga….. jangan-jangan…… Benar saja, tanpa ditanya, dia langsung cerita bahwa ada lima saudaranya yang syahid berjihad di Afghanistan, banyak sanak saudaranya yang harus ditanggung dan kini mereka sangat membutuhkan sadaqah… . Saya langsung ajak kakak menyingkir dari tempat tersebut. Modus lama… sudah berkali-kali saya mengalami modus serupa … entah benar atau tidak, yang jelas karena sering mengalami berulang-ulang, membuat saya sulit percaya dengan sikap mereka.

Kesabaran di WC

Sehabis Maghrib, ingin buang air dan berwudhu lagi. Setibanya di sana ada seseorang berwajah Arab yang keluar dengan muka kesal sambil memandangi orang berparas Pakistan yang ada di hadapannya. Pertengkaran mulut tidak terhindarkan. Rupanya, selama orang Arab itu berada di dalam WC, si Pakistan ini sering mengetuk-ngetuk pintu, karena merasa orang Arab itu terlalu lama di dalam. Orang Arab itu berdalih bahwa dia sakit perut, makanya lama…… ada sekitar 5-10 menit mereka saling tengkar mulut….. tidak jelas ujungnya… akhirnya dengan muka, masam si Mesir meninggalkan tempat….

Kalau jamaah di Masjidil Haram sedang ramai, sementara untuk satu WC ada beberapa orang yang antri…. Ga ada cara lain kecuali bersabar. Kadang, walau kita sudah di dalam WC, juga harus tetap sabar, karena terlambat keluar sedikit, diluar sudah ada yang ketuk-ketuk. Jika tidak, emosi akan naik, pertengkaran mulut tidak terhindari dan merusak suasana hati untuk beribadah.

Ali Baba dapat sedekah…

Pemandangan umum juga di sepanjang jalan menuju Masjidil Haram, baik sebelum atau sesudah shalat wajib, adanya anak-anak kecil peminta-minta yang mengambil posisi berurutan dan mengharap kemurahan jamaah shalat. Uniknya, di antara teriakan mereka yang cukup akrab adalah kata ‘Aaali Babaaa’… tentu saja diucapkan dengan nada yang sangat khas. Masalahnya, istilah Ali Baba oleh masyarakat dataran India dan telah dikenal dalam pergaulan sehari-hari di Saudi sebagai istilah untuk orang jahat, penipu dan semacamnya…. Pokoknya buruk deh….. Entah apa yang mereka maksud ketika mengucapkan kata-kata tersebut….. tak penting tampaknya,.. yang penting uang sedekah terus mengalir….

Topi pet tanda pengenal…

Banyak cara yang dilakukan oleh travel untuk memberikan ciri bagi jamaahnya, agar gampang dikenali. Tapi untuk rombongan yang satu ini, saya pikir kurang pas. Semua jamaah memakai topi pet berwarna mencolok, baik laki maupun perempuan. Yang ga enak dilihatnya, yaa jamaah perempuan, malah sebagian memakainya dengan cara membalik bagian depannya ke belakang…. Ga harus segitunya kali….?

(Manhajuna/AFS)

Ust. Abdullah Haidir, Lc.

Ustadz Abdullah Haidir, Lc. ,lahir dan besar di Depok, menyelesaikan pendidikan sarjana di LIPIA jurusan syari’ah. Sehari-hari beliau menjadi da’i di Kantor Jaliyat Sulay, sebuah lembaga yang memberikan penyuluhan tentang Islam kepada pendatang di Riyadh Arab Saudi. Selain itu aktifitas beliau adalah menjadi penulis buku dan kontributor artikel dakwah, mengisi taklim komunitas WNI, serta juga menjadi penerjemah khutbah Jum’at di Masjid Al Rajhi. Setelah 15 tahun berdidikasi di kota Riyadh, beliau memutuskan untuk kembali ke tanah air. Twitter: @abdullahhaidir1 | FB: /abdullahhaidir.haidir

(Visited 907 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Tentang Qadha, Fidyah dan Kafarat Dalam Puasa

Oleh Ustadz Abdullah Haidir, Lc. Dalam masalah puasa, ada masalah qadha, fidyah dan kafarat. Bagaimana …

One comment

  1. Hehe,, pengalman yang lucu… syukron telah berbagi ust..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *