Jumat Pagi, 21 Desemeber 2012 adalah hari yang sangat bersejarah bagi Forum Majlis Ta’lim Riyadh (FORMATRA), Arab Saudi. Pasalnya, di hari tersebut FORMATRA mengadakan haflah pelepasan sosok guru pembina dan penasehat FORMATRA, pendidik dan pengajar di berbagai Majlis Ta’lim di dalam dan diluar kota Riyadh. Acara yang sangat spesial dan penuh haru ini, dihadiri oleh sekitar 400 lebih peserta laki laki dan perempuan. Padahal undangan dan ekspektasi panitia berkisar dalam jumlah 300 peserta. Ust. Abu Ja’far, atau yang juga dikenal Ust. Fir’adi meninggalkan Riyadh pada 10 Safar 1434 H, bertepatan dengan 23 Desember 2012. Sosok kharismatik yang sudah sepuluh tahun mengabdi untuk masyarakat Indonesia di Riyadh ini, akan pulang untuk mengisi dakwah di kampung halaman, di Metro, Lampung.
Acara pelepasan yang penuh khidmat itu diawali dengan pembukaan yang dipandu oleh MC, Mohammad Kamiluddin. Dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci AlQuran oleh Ust. Fars Jihady, Lc. Kemudian Sambutan Ketua Panitia oleh Ust. Abdul Muid dan Sambutan Ketua FORMATRA Ust. Lutfi Firdaus, Lc. Dalam sambutannnya Ust. Luthfi menyampaikan: “orang yang harus kita hormati setelah ayah dan ibu kita, harusnya adalah guru guru kita. Karena guru kita yang memperkenalkan kita dengan ilmu agama, memperkenalkan kepada kita bahwa ada kehidupan setelah kehidupan dunia. Oleh karena itu, acara pelepasan guru kita yang sangat kita cintai ini sudah menjadikan tradisi baik kita untuk menghormatinya”. Hadir memberikan kesan dan pesan untuk Ust. Abu Ja’far antara lain Bapak Agus Santoso sebagai perwakilan Jamaah Pengajian, Bapak Tejo sebagai perwakilan masyarakat.
Penyampaian kesan dan pesan semakin seru ketika sesi tersebut disampaikan oleh para asatidz. Asatidz yang mengisi sesi ini antara lain dimulai dari, Ust. Iqbal, Lc., Ust. Sholahuddin, Lc., Ust. Eko Hariyanto, MA., Ust. Thariq, Lc., Ust. Muhammad Latif, Lc., Ust. Hidayat Mustafid, Lc., dan diakhiri oleh Ust. Abdullah Haidir. Sangat banyak kesan tentang Ust.. Abu Ja’far, itu karena beliau sendiri adalah orang yang sangat supel, dan bisa berceramah di semua kalangan. Kesan lainnya adalah ceramah beliau yang khas, yang sangat menarik, dan tidak membosankan, selalu membawa dengan semangat baru. sehingga dalam salah satu pesan asatidz disampaikan “maka beliau layak mendapatkan predikat Mumtaz sebagai da’i”. Ada juga yang menyampaikan kesan 17 tahun yang lalu saat sekolah di Universitas Islam Madinah, ada yang menyampaikan kesan dan pesan saat di Indonesia, saat berceramah, saat main bola, dst. Adapun Pesan yang disampaikan hampir sama, yaitu tetap membina dakwah dan ukhuwwah. Penampilan pantun oleh duet Bang Boim dan Sdr. Gunawan serta puisi oleh Sdr. Akram yang sangat menyentuh dan sangat terkesan tentang ustadz Abu Ja’far membuat para peserta khidmat menyimaknya.
Sesi selanjutnya adalah penyampain kilas balik oleh Ust. Abu Ja’far. Sebagaimana biasa, beliau menyampaikan apapun selalu memukai dengan pembukaannya yang dahsyat. Diawali dengan shiroh Nabawiyyah dan kisah kisah para sahabat. Lalu beliau menyampikan kesan dan pesannya selama ada di Riyadh, selama berinteraksi dengan Jamaah. Kemudian beliau menyampikan “Manusia itu tidak akan pernah luput dari ucapan dan prilaku yang salah, apabila sebuah ucapan yang salah, akan memberikan luka yang dalam, lalu luka itu berserabut, maka kami sekeluarga mohon maaf atas semua kesalahan kami. Sehingga perjalanan kami ke Bandar Lampung berjalan dengan lancar dan tanpa beban apapun”, begitu paparnya. Ust. Abu Ja’far bukan hanya pribadi yang dikelal oleh orang Indonesia, melaikna juga dari orang Saudi, salah satunya dari Pengurus Masjid AlRajihi yang diakili oleh Syeich Abu Abdullah Amir AlKatiri. Abu Abdullah juga mengisi kesan dan pesan yang sangat menyentuh tetang sosok Abu Ja’far dihadapan meraka, khususnya selama mengisi pengajian di Masjid AlRajihi.
Sesi terakhir diisi dengan pemberikan kenang-kenangan kepada Ust. Abu Ja’far oleh Masjid AlRajihi, FORMATRA, Majlis Ta’lim Rabwah, dan Mahasiswa. Acara ditutup dengan doa lalu dilanjutkan dengan ramah tamah satu persatu dengan Ust. Abu Ja’far dan dilanjutkan dengan Makan Siang. Semoga rangkain acara ini meningkatkan ukhuwwah antara guru dan murid, serta semakin memperarat hubungan silaturrahiem dan arti ukhuwwah yang sebanarnya, ukhuwwah yang tidak terbatas dengan waktu dan tempat. (Kamil)