Oleh: Abu Kautsar
Bulan Ramadhan sudah di depan pintu dan sebentar lagi tamu agung itu akan masuk rumah-rumah orang beriman , setiap mukmin pasti mengharapkan dapat berjumpa dengan bulan yang penuh berkah. Bergembira dalam menyambut bulan Ramadhan adalah ciri dan karakter orang beriman. Kenapa bergembira? Karena bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah atau pendidikan, karena bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an, karena bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan, karena bulan Ramadhan adalah bulan penuh rahmat bulan dimana pahala dilipat gandakan oleh Allah swt.
Orang-orang soleh terdahulu, para tabiin dan para sahabat semuanya bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Adalah MU’AMAL BIN AL-FADLI berdoa enam bulan sebelum datangnya bulan Ramadhan dan memohon dipertemukan dengan bulan mulia. Sementara YAHYA BIN ABI KATSIR apabila datang bulan Ramadhan berdoa, “Ya Allah aku mohon kepadamu, sampaikan aku ke bulan Ramadhan, dan sampaikanlah dan terimalah doaku.”
Rasulullah saw bukan saja bergembira menyambut datangnya bulan Ramadhan, tapi beliau berbagi kegembiraanya dengan sabdanya,
“Telah datang bulan ramadhan, dibukankan pintu -pintu surga dan dikunci pintu-pintu neraka, syaitan dibelenggu“. [HR . Bukhari ]
Bergembira dan berbagi kegembiraan (Tahni’ah) menyambut sesuatu kebiasaan yang agung dan bermanfaat dibolehkan dalam Islam sebagaimana firman Allah swt :
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ (يونس ؛ 57)
“Katakanlah dengan karunia dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 57)
Bulan Ramadhan sesungguhnya bulan akumulasi dan intergarsi ibadah umat Islam, kenapa demikian? Karena sebelum bulan Ramadhan banyak mereka yang berpuasa sunnah seperti puasa senin khamis, puasa tiga hari setiap bulan, atau puasa Nabi Dawud. Sebelum bulan Ramadhan banyak mereka yang punya kebiasaan tilawah Qura’n, rajin shalat sunnah seperti witir, dhuha dan tahajjud tetapi semua amalan tersebut pada bulan Ramadhan terintegrasi dan lebih banyak, panjang dan berkesinambungan.
Namun, tetap harus lebih baik secara kwantitas dan kualitas sehingga dari hasil integrasi amal akan terakumulasi dan mendapat balasan khusus yang diperuntukan bagi orang- orang yang masuk surga dengan amalan puasanya sebagaimana yang di janjikan oleh Rasulullah saw :
قال في الجنة ثمانية أبواب فيها باب يسمى الريان لا يدخله إلا الصائمون
“Di surga ada delapan pintu ada satu pintu bernama Ar-Rayyan tidak boleh dimasuki kecuali orang-orang yang puasa.” [HR. Bukhari – Muslim]
Menyambut Ramadhan tahun ini Umat Islam tidak boleh larut dalam kesedihan dan ketakutan sekalipun pandemik Corona membuat manusia diseluruh dunia seperti paranoid. Justru dengan adanya pandemik seharusnya Ramadhan tahun ini menjadi lebih baik dari tahun lalu. Agar puasa tahun ini lebih baik ada beberapa kiat untuk mendapatkannya:
1. MEMPERBAHARUI KEIKHLASAN
Ikhlas adalah pangkal diterimanya ibadah karena ibadah yang tidak ikhlas karena Allah hanya membuat pelakunya kelelahan dalam beribadah sekalipun ibadah yang ia lakukan sebesar gunung akan menjadi batu kerikil di hadapan Allah swt manakala tidak diiringi niat yang ikhlas sebagaimana sabda Nabi saw:
إن الله لا يقبل من العمل إلا ما كان له خالصا وابتُغي به وجهه .( رواه أحمد )
“Sesungguhnya Allah tidak menerima sebuah amal kecuali dilakukanya dengan ikhlas mengharap pahalaNya.” ( HR. Ahmad dan An-Nasai )
Dan salah satu imun yang tidak terganggu oleh syaitan adalah orang yang ikhlas dalam beribadahnya Allah swt berfirman :
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (39)
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (الحجر : 40)
“Ya Allah oleh karena Engkau memutuskan aku bahwa aku sesat pasti menjadikan mereka memandang baik maksiat di muka bumi dan akan aku sesatkan semua, kecuali dari hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.” (QS. Al-Hijir: 39-40)
2. BERKATA LURUS DAN BAIK
Di antara makna puasa adalah menahan kata dan ucapan yang tidak baik dan berguna karena dari ucapan seseorang bisa tergelincir dosa, maksiat dan permusuhan. Maka menjaga lisan pada bulan Ramadhan akan membawa sesorang selamat dari dosa dan maksiat
Rasulullah saw bersabda :
فإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفُث ولا يفسق ولا يصخب
“Maka apabila di antara kalian sedang puasa jangan rafat,yafsuk dan yakhshab”
Dalam riwayat lain Nabi saw mengabarkan kabar buruk bagi orang yang tidak menjaga lisannya dari keburukan dan sebab banyaknya manusia masuk neraka
سُئِلَ رسولُ اللَّه ﷺ عَنْ أَكثرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الجَنَّةَ، قَالَ: تَقْوى اللَّهِ وَحُسْنُ الخُلُق، وَسُئِلَ عَنْ أَكثرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ: الفَمُ وَالفَرْجُ.
(رواه الترمذي ).
“Bertanya kepada Rasulullah saw tentang apa yang membuat masuk surga.” Rasulullah menjawab “Taqwa kepada Allah dan Akhlaq yang baik”. Dan bertanya tentang apa yang membuat manusia banyak masuk neraka beliau menjawab. “Kemaluan dan mulut”. (HR.Tirmidzi)
3. MEMPERBAIKI AMALAN
Memperbaiki amalan adalah salah satu karakter orang beriman dan maksud amal soleh adalah yang dikerjakan semata-mata karena Allah dan nafasnya selalu mengingat Allah. Dan khususnya bulan Ramadhan hendaknya puasa, shalat, tilawah, sodaqah dan amalan lainya harus lebih baik dari selain bulan Ramadhan karena amalan pada bulan Ramadhan semua pahalanya akan dilipat gandakan dan menjadi safaat kelak pada hari kiamat.
الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة، يقول الصيام: أى رب، منعته الطعام والشهوات بالنهار، فشفعنى فيه، ويقول القرآن: منعته النوم بالليل،
فشفعنى فيه، فيشفعان( رواه أحمد )
“Puasa dan Al-Qura’n keduanya akan memberi safaat kepada seorang hamba pada hari kiamat, berkata Puasa, “dia terhalang makan dan syahwatnya pada siang hari, berkata Al-Quran: “dia terhalang dari tidur pada malam hari.” Maka safaatku untuknya dan keduanya menjadi safaat. (HR. Ahmad)
4. KONSISTEN DENGAN ISTIGFAR
Memperbanyak istigfar dapat membersihkan dosa-dosa kecil selama bulan puasa selain itu manfaat istigfar adalah dapat memberi kekuatan kepada orang yang melakukan puasa, menambah keturunan dan rizki yang tidak disangka-sangka datangnya. Istigfar adalah amalan para Nabi dan para Rasul sehingga Rasulullah saw setiap hari beristigfar tidak kurang dari tujuh puluh kali
«والله إنِّي لأستغفرُ الله وأتوبُ إليه في اليومِ أكثرَ من سبعينَ مرَّةً»
“Demi Allah sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertaubat sehari lebih dari tujuh puluh kali“. (HR. Muslim)
Padahal dosa beliau yang lalu maupun yang akan datang sudah di ampuni olehNya, tetapi karena manfaat dan keutamaanya yang dahsyat beliau senantiasa mengamalknnya.
5. TAAT KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA
Taat kepada Allah dan RasulNya adalah manhaj Rabbani yang dapat mengantarkan seseorang meraih keuntungan dunia dan akhirat. Kedua ketaatan ini tidak dapat dipisahkan karena dalam ibadah khususnya Puasa adalah semua aturan dan hukum-hukumnya telah ditentukan Allah dan RasulNya. Dan barang siapa yang taat kepada Allah akan perintah dan kewajibannya serta taat mengikuti sunah-sunah NabiNya, maka akan beruntung karena menjadi pemenang di dunia dan akhirat sebagaimana janji Allah swt
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70)
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (الاحزاب : 71)
“Wahai orang-orang beriman bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang lurus dan perbaiki amal kalian, meminta ampunan atas dosa-dosa kalian dan barang siapa yang taat kepada Allah dan RasulNya mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 70- 71)
6 . KESABARAN MAKSIMAL
Sabar merupakan pelita penerang seorang mukmin dalam mengarungi pernak pernik dan segala manifestasi kehidupan. Manusia mengarungi kehidupan tidak selalu berada pada jalan yang terang benderang. Adakalanya kehidupan berjalan pada jalan yang gelap gulita dan berjalan dalam kegelapan butuh penerang sehingga dalam satu hadits Nabi saw, kesabaran disamakan dengan pelita penerang. Dalam hadits lain Nabi saw menggandengkan sabar dengan pertolongan:
وأعلم ان النصر مع الصبر
“Dan ketahuilah bahwsannya pertolongan disertai dengan kesabaran“. (HR. Ahmad, At-Tabrani dan Al-Baihaqi)
Menjalani hari-hari bulan Ramadhan sangat membutuhkan kesabaran. Kesabaran menahan lapar dan dahaga, sabar menahan amarah dan syahwat. Sabar menahan lisan dari perkataan buruk dan sabar akan gangguan dari perilaku orang-orang di sekeliling kita. Sehingga sabar sesungguhnya kata kunci untuk sukses menjalani Ramadhan dan dalam mengarungi kehidupan secara umum.
7. LANTUNAN DOA
Doa adalah daya upaya terakhir sebagai penopang kesuksesan dalam meraih kemenangan karena doa adalah bentuk ketidakberdayaan dan kelemahan dihadapan sang khaliq. Doa adalah bentuk sikap seorang hamba akan eksistensi Tuhannya. Doa membuat sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia tetapi menjadi mungkin bagi Tuhan alam semesta. Doa adalah senjata orang-orang beriman sehingga Nabi saw selalu melantunkan doa dalam setiap momen dan peristiwa khususnya peristiwa yang sulit dimana tidak ada lagi harapan dan pertolongan dari sesama makhluknya.
Banyak peristiwa paling sulit dialam oleh Rasulullah terlewati dengan bantuan do’a. Agar Ramadhan sukses dan menjadi pemenangnya, jangan tinggalkan do’a agar tidak termasuk golongan manusia yang sombong. Manusia yàng sombong adalah yang enggan berdo’a kepada Rabbnya.
(Manhajuna/IAN)