Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Konsultasi / I’tikaf vs Kuliah dan Kerja
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

I’tikaf vs Kuliah dan Kerja

Assalamu’alaikum wr wb Bagaimana mensiasati mahasiswa yang pengen I’tikaf tetapi masih kuliah hingga menjelang Lebaran? Gimana solusi untuk memaksimalkan hari-hari terakhir itu???!!!

Sukron atas jawabannya.

Wassalamu’alaikum wr wb
Jawaban:

Assalamu `alaikum Wr. Wb
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

I’tikaf sebagaimana yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW memang dilakukan 10 hari terakhir di bulan ramadhan. Dan sebagai ummatnya, wajar dan sangat dianjurkan untuk bisa melaksanakan hal itu agar nilai puasa dan ramadhan kita menjadi punya nilai tersendiri.

Meski demikian, I’tikaf 10 hari terakhir bulan Ramadhan bukanlah ibadah fardhu yang bila dikerjakan mendatangkan dosa. Hukumnya secara fiqih adalah sunnah muakkadah. Sehingga bila memang tidak ada hambatan atau halangan yang berarti, menjalankannya tentu sangat diutamakan.

Namun tentu saja setiap orang tidak selalu berada dalam kondisi yang sama. Meski dirinya sangat ingin menjalankan ibadah itu, namun betapa banyak yang tidak punya kesempatan karena memang memiliki tugas yang mengikat. Termasuk diantaranya adalah para pegawai, pekerja, petugas dan termasuk juga mahasiswa. Berhubung sistem pendidikan di negeri kita ini tidak terlalu memperhatikan waktu-waktu ibadah, maka waktu-waktu utama untuk ibadah sering terlewatkan begitu saja. Termasuk masa-masa untuk I’tikaf 10 hari terakhir ramadhan.

Disisi lain, kewajiban belajar juga termasuk perintah agama yang wajib dilaksanakan dengan baik. Namun masalah komitmen kehadiran di tiap kampus tidak sama. Ada kampus yang agak longgar dalam masalah ini sehingga meski formalnya tidak libur, sekedar bolos dua tiga hari untuk mengejar  pahala yang lebih tinggi, barangkali masih bisa dimaklumi. Namun ada juga jenis kampus yang memang agak katat dalam peraturan, sehingga tidak ada istilah kompromi. Bila hal itu yang Anda alami, maka Anda tidak dipaksa oleh agama ini untuk menjalankan I’tikaf karena hukumnya sunnah, bukan kewajiban.

Lagi pula sesuatu yang tidak bisa didapatkan secara sempurna bukan berarti ditinggalkan keseluruhannya. Anda masih sangat ditunggu kehadirannya di masjid untuk I’tikaf di luar j am kewajiban untuk kuliah. Meski tidak 10 hari total, namun teap merupakan sebuah ibadah yang besar pahalanya di sisi Allah SWT. I’tikaf 10 hari terakhir itu tidaklah seperti ibadah shalat yang bila sekali kentut, lantas seluruhnya menjadi rusak. Tapi amal ibadah ini tetap boleh dan syah dilakukan meski tentu nilainya berbeda dengan yang 10 hari penuh.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Referensi : Pusat Konsultasi Syariah

(Visited 644 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Rajab, Sya’ban dan Ramadhan

Manhajuna – Bulan rajab baru saja datang, dan berlalu tanpa terasa. Setelahnya adalah sya’ban, kemudian bulan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *