Membuat Nasi di Dalam Rice Cooker Tidak Cepat Bau
Memasak nasi dengan rice cooker memang praktis. Apalagi bila rice cooker dilengkapi dengan penghangat nasi, maka kita tidak perlu lagi repot-repot menghangatkan nasi setiap kali akan dihidangkan. Sayangnya, nasi yang disimpan di dalam penghangat tidak tahan lama. Meskipun belum bisa dianggap basi, nasi akan berubah warna menjadi kekuningan atau berbau kurang sedap.
Untuk mengatasinya, kita perlu memperhatikan beberapa tips berikut:
a. Setelah mencuci beras hingga bersih dan diberi air sesuai takaran, tambahkan sehelai daun pandan di atas beras, lalu masaklah hingga nasi matang.
b. Diamkan beberapa saat agar nasi benar-benar tanak, lalu diaduk. Atau, dalam bahasa Sunda sering kali disebut diakeul.
c. Pada malam harinya, cabut kabel listrik penghangat nasi dari stop kontak. Lalu, pasanglah lagi keesokan harinya agar nasi untuk sarapan disajikan dalam kondisi hangat.
Nah, dengan mempraktikkan tips-tips tersebut, nasi bisa tahan selama dua hari sehingga kita tidak perlu lagi repot memasak nasi setiap hari. Selain itu, tindakan tersebut juga hemat waktu dan energi.
Memanfaatkan Roti Sisa
Jika roti sisa di rumah cukup banyak, padahal tanggal kadaluwarsanya sudah dekat, roti sisa tersebut dapat diolah menjadi tepung roti. Caranya, roti dipanggang sampai kering, lalu dinginkan. Setelah dingin, roti kering dihaluskan sampai berbentuk tepung.
Mencegah Terjadinya Percikan Minyak Saat Menggoreng
Minyak yang sangat panas cenderung memercik ketika digunakan untuk menggoreng ikan atau daging di wajan. Sebenarnya, ada cara jitu untuk mencegah terjadinya perikan minyak saat menggoreng.
Sebelum kita menggoreng ikan atau daging, sebaiknya kita masukkan dua atau tiga iris jahe terlebih dahulu ke dalam wajan yang telah terisi minyak. Minyak akan berhenti memerik secara perlahan, dan memberikan aroma sedap bagi masakan kita.
Baca juga: Tips Cerdas dan Andalan Bagi Muslimah di Dapur
Sumber: Dikutip dari buku, Kumpulan Tips Mudah dan Praktis untuk Aktifitas Ibu Rumah Tangga karangan Ulfah Nurhidayah, terbitan Buku Biru, tahun 2010
(Manhajuna/FM)