Oleh: Abu Abdurrahman Fahd Al-Ammari
Alih bahasa: Muthahhir Arif
Niat merupakan perkara terpenting dalam syariat Islam, padanya segala hukum bersandar, baik itu keislaman dan kekafiran, iman dan nifaq, sah dan tidak sah, pahala dan keutamaan, serta niat-niat.
Niat mengantarkan seseorang pada kedudukan orang-orang shaleh atau derajat para pendosa, boleh jadi amal kecil jadi besar karena niat, dan boleh jadi amal besar jadi kecil karena niat.
Para generasi pertama merupakan yang paling tinggi kualitas niatnya, karena mereka memahami dan membuktikan dengan sempurna makna penghambaan kepada Allah :
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam“. (QS. Al-An’aam: 162)
Mengubah kebiasaan menjadi ibadah, dapat menggabungkan beberapa niat dalam satu ibadah, sebuah pintu yang agung lagi mulia, yang tidak akan masuk ke dalamnya melainkan orang cerdas, merupakan perniagaan ulama, Mu’adz bin Jabal RA berkata: “Sungguh saya mendulang pahala pada waktu tidurku sebagaimana saya mendulang pahala di waktu terjagaku”.
Mari kita jadikan tidur kita, makan kita, minum kita, cengkerama kita dengan orang tua dan keluarga, tamasya bersama mereka dan lainnya adalah ibadah kepada Allah.
Mari kita jadikan perjalanan kita ke tempat kerja, ke tempat usaha kita, dan kunjungan-kunjungan kita, pulang dan pergi kita, pertemuan-pertemuan kita, keramahan kita pada orang lain, semuanya bernilai ibadah yang dapat mewujudkan perbaikan jiwa dan akhlak, memenuhi hajat orang lain, mencegah orang zalim, menolong orang yang terzalimi, memasukkan kebahagiaan ke dalam hati mereka, dan manusia yang paling Allah cintai adalah yang paling bermanfaat untuk sesama.
Mari kita hadirkan selalu dalam hidup kita, pekerjaan kita, makna pengharapan pahala dari Allah, dan mencari ganjaran dan pujian dari Allah.
Mari kita jadikan nafkah yang kita berikan untuk diri kita, rumah kita, keluarga kita, sebagai ibadah, hingga setiap kita meniatkan bahwa setiap nilai bahan bakar mobil, pulsa HP merupakan sarana untuk terus berbuat baik,
Rasulullah SAW bersabda:
“Dinar yang paling mulia adalah dinar yang dinafkahkan seseorang untuk keluarganya“.
Rasulullah SAW bersabda:
“Dan apa yang engkau konsumsi untuk dirimu maka itu untukmu sedekah“.
Hendaknya setiap wanita muslimah menjadikan berdirinya, duduknya, lelahnya, kesulitannya dalam melayani suami dan anak-anaknya di rumah sebagai ibadah kepada Allah.
Mari kita ajarkan anak-anak kita niat yang tulus dan mendidik mereka dengannya, dan mengingat mereka akannya selalu.
Dengan niat yang baik: seorang muslim dapat meraih petunjuk, konsistensi, kemenangan, keselamatan, ketenangan, ketenteraman, memudahkan untuk sabar, meraih pahala yang besar, menjadikan kehidupannya, setiap hembusan nafasnya bernilai ibadah kepada Allah SWT, orang yang sukses adalah yang diberi petunjuk oleh Allah, dan orang yang gagal adalah yang tidak mendapatkan petunjuk dari Allah.
Bila kita menghayati makna-makna yang agung ini pada setiap detik dalam kehidupan kita, maka dengan karunia Allah kita akan hidup dalam kenikmatan yang luar biasa di dunia dan akhirat, kesulitan-kesulitan menjadi kecil, masalah-masalah akan terminimalisir, pahala akan menggunung, amal shaleh, perkataan, dan waktu akan berberkah.
“Ya Allah .. ilhamkanlah kepada kami niat yang baik, dan jadikan niat kami tulus untuk-Mu, maka terimalah semua niat, ucapan, dan amal perbuatan kami” ..
آمين يا مجيب السائلين
(Manhajuna/IAN)