Dari Ibnu Umar r.a, orang-orang berkata, “Sesungguhnya kami masuk menemui penguasa kami, lalu kami mengatakan kepada mereka berbeda dengan apa yang kami bicarakan di saat kami keluar dari sisi mereka”. Ibnu Umar r.a, berkata: “Dahulu pada masa Rasulullah SAW, kami menganggap hal ini, suatu kemunafikan”. HR. Bukhari.
Dari Jundub bin Abdullah r.a, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang ingin memperdengarkan amalannya, Allah akan memperdengarkannya, dan siapa yang ingin memperlihatkan amalannya, Allah akan memperlihatkannya.” Muttafaq Alaih
Makna memperdengarkannya: menampakkan amalannya kepada manusia untuk riyaa’. Makna Allah memperdengarkannya: Allah mempermalukannya di hari kiamat. Makna memperlihatkan amalannya: menampakkan amal shalihnya kepada manusia untuk dibesar-besarkan. Makna Allah memperlihatkannya: Allah membuka rahasianya di hadapan seluruh makhluk.
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang mempelajari satu ilmu yang seharusnya untuk mencari (pahala) melihat wajah Allah Azza wa Jalla, kemudian ia tidak mempelajarinya melainkan untuk meraih (kesenangan) duniawi, niscaya ia tidak mendapatkan bau surga di hari kiamat“. HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih.
Dipuji setelah melakukan amal kebajikan
Dari Abu Dzar r.a, ia berkata, “Ada yang berkata kepada Rasulullah SAW, “Bagaimana seseorang yang melakukan amal kebajikan, lalu dia dipuji orang? Beliau bersabda, “Itu adalah kegembiraan yang diperoleh orang beriman di dunia.” HR. Muslim
Sumber: Kitab Riyadhus Sholihin, Karya Imam Abu Zakariya bin Syaraf An Nawawi, diterjemahkan oleh Ustadz Erwandi Tarmizi, Editor Ustadz Abu Ziyad Eko Haryanto
(Manhajuna/IAN)