Oleh: Faris Jihadi, Lc.
Manhajuna.com – Sungguh dalam kisah mereka ada pelajaran bagi orang-orang berakal. Al Quran bukanlah perkataan yang diada-adakan, namun sebagai pembenar terhadap kitab-kitab sebelumnya, penjelas segala sesuatu, petunjuk dan kasih sayang bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf:111)
Betapa banyak impian dan angan yang tertunda karena ada hikmah yang tampak kemudian. Betapa banyak karunia yang tiba, dalam kemasan cobaan dan derita.
Ketenangan Yusuf ‘alaihissalam menjadi sebab terlempar di kedalaman sumur. Ketampanan dan kesempurnaan fisiknya penyebab terfitnahnya kaum wanita dan karenanya pula ia dipenjara. Lamanya ia mendekam di balik jeruji, menjadi penyebab tamkin (kekuasaan dan kepemimpinan) di kemudian hari.
Meski dua orang kawannya sesama di penjara, lebih rendah kedudukan dan derajatnya, mereka keluar terlebih dulu sebelum Yusuf. Orang Pertama keluar untuk menemui kematiannya. Orang Kedua keluar untuk melayani tuannya. Sedang NabiyuLLah ini ketakbersalahannya sangat jelas, bahkan lebih jelas dari matahari di siang terik. Namun Sang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui berkehendak agar ia tinggal di penjara lebih lama beberapa tahun.
Impiannya (untuk bebas) pun tertunda. Angannya semakin jauh.
Cengkeraman belenggu semakin melelahkannya. Jiwanya semakin merindu pada kebebasan.
Penantiannya begitu lama.. sangat lama.. Hingga ia keluar setelah lulus dari ujian, siap menerima kekuasaan. Berkuasa di atas muka bumi, bergerak sesuai kehendak. Namun tetap tersungkur di pangkuan kedua orangtuanya demi memuaskan dahaga akan kasih mereka, dahaga karena terpisah waktu dan jarak yang nyaris saja membekukan peluhnya.
Kepada setiap impian, cita, dan obsesi kita yang tertunda. Inilah optimisme Yusuf..!!!
Apa yang terjadi pada Yusuf akan terus berulang, namun tidak pada setiap orang. Ia hanya terjadi khusus pada ‘Uzhama’ (orang-orang besar) saja.
Jika seseorang yang lebih “kecil” darimu, mendahuluimu merealisasikan obsesinya dan memecahkan penderitaannya. Percayalah dengan sepenuh kepercayaan (tsiqah) bahwa Pemilik Takdir sedang menyimpan bagimu apa yang telah DIA kehendaki. Yakinlah bahwa Sang Maha Penyayang tak pernah melupakan hamba-hambaNya yang penyabar, tak pula menyia-nyiakan balasan para pemilik kebajikan..
“Maka barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, Dia akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya”.
NB: terjemah bebas dari artikel yg ditulis oleh Ustadzah Abrar bint Fahd “Ilaa kulli Ahlaamina wa Umniyyatina al Muta’akkhirah..” http://www.tafkeeer.com/play.php?catsmktba=190#.T9IPPomtifo.facebook